BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah
kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan
oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara;
khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum juga merupakan bagian penting
dari lembaga pendidikan atau sekolah, karena kurikulum adalah harapan yang
dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh
guru di sekolah yang keberhasilannya banyak ditentukan oleh penerapannya di
sekolah atau lembaga pendidikan terkait.
Meskipun demikian, menyadari dan memperhatikan kondisi
pendidikan beberapa tahun terakhir ini, sepertinya ada kejanggalan berkaitan
dengan kurikulum. Pertanyaannya, apakah setiap satuan pendidikan, pengelola dan
penyelenggara pendidikan, serta guru dan kepala sekolah sudah menjadikan
kurikulum sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya? Sampai sejauh
mana pemahaman mereka tehadap kurikulum yang dikembangkan oleh pusat? Bagaimana
mereka mengembangkan kemampuan kretivitasnya untuk menjabarkan kurikulum dan
melaksankannya dalam pembelajaran?
Kekurangpahaman guru dan penyelenggara pendidikan
terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar peserta didik.
Hasil ini terbukti, ketika mereka dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering
kelabakan, dan sering ketakutan, takut kalau-kalau peserta didik di sekolahnya
tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian dan tidak lulus. Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) kiprah guru lebih mendominan lagi, terutama dalam
menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program
tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Sudah siapkah kita
semua dengan kebijakan yang baru ini? Siap atau tidak, semua sudah diputuskan.
Permasalahanya bagaimana agar kita bisa mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
menerapkannya di sekolah masing-masing.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena
mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggungjawab yang memadai.
Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan
nasional selalu relevan dan kompetitif. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) juga merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah
yang efektif, produktif, dan berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi
luas setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar
setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasan dalam mengelola sumber
daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah bagaimana menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik untuk membentuk
kompetensi mereka sesuai dengan karateristik dan kemampuan masing-masing. Yang
menjadi pertanyaan apakah dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sudah dapat meningkatkan mutu pendidikan?. Dan apakah setiap sekolah
sudah mampu dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini
dengan baik? Melihat kepada permasalahan yang akan mungkin muncul maka dari itu
dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus ada suatu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah direncanakan, untuk mengetahui hal tersebut
maka dari itu penulis menyusun makalah ini dengan judul “Manajemen Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”.
1.2 FOKUS KAJIAN
Sebelum lebih jauh membahas mengenai
Manajemen Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam
penulisan makalah ini terlebih dahulu akan di uraikan beberapa hal yang penting
dalam pembahasan makalah ini, agar penulisan makalah ini menjadi sistematis.
Adapun fokus kajian yang akan dibahas adalah tentang manajemen dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan fokus
kajian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan di ambil
kesimpulannya pada bab selanjutnya. Adapun rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah :”Apakah perlu manajemen untuk penerapan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) disekolah?”
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KAJIAN TEORITIK
2.1.1 Manajemen
2.1.1.1 Arti
manajemen
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli :1
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan
melalui usaha orang lain.
4. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
___________
1”Arif
Nurjayanto”. http://id.scribd.com/doc/87341017/Pengertian-Manajemen-Menurut-Para-Ahli.
Dikutip 05 Desember 2012.
5. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi
serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Menurut Mary Parker Follet :
Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu
pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
7. Menurut Hilman :
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan
yang sama.
8. Menurut Encylopedia of the Social Sience :
Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
9. Menurut G.R. Terry :
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
10. Menurut Ricky W. Griffin :
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
__________
1ibid
1
11. Menurut Henry Fayol :
Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu,
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
12. Menurut Chaster I Bernard :
Manajemen yaitu seni dan ilmu,
Dari beberapa pemaparan para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses mulai dari merencanakan,
mengendalikan sesuatu dengan menggunakan sumber daya yang ada pada organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dan kaitannya pada
topik makalah yang akan ditulis ini adalah bahwa bagaimana suatu organisasi
sekolah dapat merencanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
mengendalikannya agar tujuan yang ingin dicapai yaitu dalam hal merapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat tercapai dan memberikan keberhasilan
bagi organisasi sekolah.
2.1.1.2 Fungsi Manajemen
Berikut ada lima fungsi manajemen yang
paling penting menurut Handoko (2000:21) yang berasal dari klasifikasi paling
awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut Henri Fayol yaitu :2
Planning
Planning
atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
__________
2”
Riyanto Blog”. http://blog.re.or.id/fungsi-fungsi-manajemen.htm.
Dikutip 05 Desember 2012.
Organizing
Organizing
atau pengorganisasian ini meliputi:
- Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
- Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
- Penugasan tanggung jawab tertentu
- Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.
Staffing
Staffing
atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan
pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
Leading
Leading
atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Controlling
Controlling
atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai degan yang telah ditetapkan.
___________
2
ibid
p. 6
Daft
(2003:6) membagi manajemen menjadi empat fungsi saja berikut penjelasannya:
- Planning merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian sasaran untuk kinerja organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber daya yang digunakan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut.
- Organizing merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen.
- Leading fungsi manajemen yang berkenaan dengan bagaimana menggunakan pengaruh untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.
- Controlling fungsi manajemen yang berkenaan dengan pengawasan terhadap aktivitas karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yang sesuai dengan sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan.
__________
2
ibid p.6
2.1.2 Pengertian Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut
Rohman Hipni : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.3 Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.
Menurut
Mulyasa : Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan adalah suatu ide tentang
pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan
pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.4
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
Sehubungan
dengan itu, Muhaimin dkk (2007:2)5 menyatakan bahwa: “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (sekolah/madrasah)5.
Sedangkan pemerintah pusat hanya memberi rambu-rambu yang perlu dirujuk dalam
pengembangan kurikulum”. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang memberikan otonomi luas kepada
setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh satuan pendidikan tersebut dalam
rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
__________
3
Rohman Hipni. http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).html
4
Mulyasa. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. P. 21
5
Muhaimin, Sutiah, Prabowo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta. 2007.
Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu ada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan
disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL
serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip (1) berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5)
menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, (7) seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Acuan
operasional dalam penyusunan KTSP adalah :
1)
Peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia,
2)
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik,
3)
Keragaman potensi dan karakteristik daerah
dan lingkungan,
4)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5)
Tuntutan dunia kerja
6)
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Seni,
7)
Agama,
8)
Dinamika Perkembangan Global
9)
Persatuan
Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan,
10)
Kondisi Budaya Masyarakat setempat
11)
Kesetaraan
Jender
12)
Karakteristik
Satuan Pendidikan (BSNP, 2007).5
__________
6Rohman
Hipni, op.cit., p9
2.1.3
Tujuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara
umum tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
Secara
khusus tujuan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
untuk :
- Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
- Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
- Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
Memahami
tujuan diatas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dipandang
sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks
otonomi daerah yang sedang di gulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, terutama
berkaitan dengan tujuh hal sebagai berikut :
1) Sekolah
lebih mengetahui kekuatan kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan
lembaganya.
2) Sekolah
lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yag akan
dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3) Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan
sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tau apa yang terbaik bagi
sekolahnya.
4) Keterlibatan
semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dalam
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat serta lebih efisiendan efetif
bilamana dikontrolmoleh masyarakat setempat.
5) Sekolah
dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah,
orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
6) Sekolah
dapat melakukan persaiangan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidika melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan
orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7) Sekolah
dapat secara cepat merespons aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah
dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
2.1.4 Landasan pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dilandasi oleh undang-undang dan peraturan sebagai berikut :
·
Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas.
·
Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
·
Permendiknas No. 22 tahun
2006 tentang standar isi.
·
Permendiknas No. 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
·
Permendiknas No. 24 Tahun
2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23.
2.1.5 Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a) Berpusat
pada potensi, perkembangan. kebutuhan dan kepentiangan peserta didik dan
lingkungannya
b) Beragam
dan terpadu
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan. teknologi dan seni
d) Relevan
dengan kehidupan
e) Menyeluruh
dan berkesinambungan
f) Belajar
sepanjang hayat
g) Seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
h) Acuan
Operasional Penyusunan Kunkulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan Muatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur
dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran
sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran agam dan akhlak
mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaranjasmani, olahraga
dan kesehatan
Muatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada
satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri termasuk ke dalam isi kurikulum :
- Mata pelajaran
- Muatan lokal
- Kegiatan Pengembangan diri
- Pengaturan beban belajar
- Ketuntasan belajar
- Kenaikan kelas dan kelulusan
- Penjurusan
- Pendidikan dan kecakapan hidup
- Pendidikan berbasis keunggulan Lokal dan Global
2.1.6 Penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
- Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Secara teoritis
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dalam aktivitas KBM, diperlukan latihan-latihan, bimbingan
dan pengembangan kurikulum sekolah. Jika tidak. malah akan merugikan sekolah.
yang perlu dipahami. selama ini guru tidak disiapkan untuk menjadi pengembang
kurikulum. Karenanya penting sekali diberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Tanpa bimbingan akan muncul musibah, yakni sekolah pada tataran menengah atau
pas-pasan. Jangan sampai sekolah menjadi katak dalam tempurung.
- Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Secara praktis
Impelementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang
memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru.
Diharapkan guru dapat melakukan inovasi-inovasi kreaitif dalam bentuk
penelitian tindakan terhadap berbagai teknik atau model pengelolaan
pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang kompoten. Untuk menjamin mutu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perlu adanya strategi operasional
penjaminan mutu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di masa mendatang
perlu diadakan audit mutu ke sekolah-sekolah pasca diterapkannya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2.1.7 Pengertian Manajemen
Kurikulum
Istilah manajemen kurikulum berasal
dari dua suku kata, yaitu manajemen dan kurikulum. Manajemen sendiri diartikan
oleh para pakar secara beragam. Hasibuan mendefinisikan manajemen sebagai ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dam efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu7. Sementara Stoner, seperti yang dikutip
Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin,dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk
menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi
yang dinyatakan dengan jelas.8
Dari kedua definisi di atas dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan
seni dalam melakukan kerjasama dalam
suatu organisasi melalui proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan
terintegrasi dalam memanfaatkan berbagai unsur guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Dan secara sederhana Syafaruddin menyimpulkan bahwa konfigurasi
manajemen berisikan adanyan organisasi sebagai wadah formal, adanya manajer
yang melakukan aktivitas manajemen, adanya anggota organisasi bisnis atau
perusahaan dan organisasi jasa lainnya, serta fungsi-fungsi dan prosedur yang
harus dijalankan sebagai ilmu yang bersumber dari pengalaman empiris selama
ini.9
Selain itu, Kelly mendefinisikan
kurikulum sebagai: ‘All the learning
which is planned and guided by the school, whether it is carried on in groups
or individually, inside or outside the school’10 Yakni bahwa
kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk merancang dan memperngaruhi
siswa agar dapat belajar secara kelompok atau mandiri, baik di lakukan dalam
ruangan kelas maupun di luar sekolah.
___________
7Hasibuan S.P Melayu, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas. 2005, p2.
8 Fachruddin, Manajemen Pemberdayaan Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, dalam Mardianto (Ed), Adminstrasi Pendidikan:
Menata Pendidikan untuk Kependidikan Islam. 2010. P36.
9 Syafaruddin,
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.
2005. P44.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ANALISIS DESKRIPTIF
KUALITATIF
Dari definisi di atas secara jelas
menggambarkan bahwa manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lingkup manajemen kurikulum
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan
pendidikan, kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar)
dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik
maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada.
Dengan demikian Kurikulum Pada
Tingkat Satuan Pendikan dikemas sedemikian rupa hingga kurikulum itu menjadi
tepat dan efisien dapat menampung aspirasi kebutuhan wilayah keberadaan sekolah
itu dan lingkungan masyarakat sekitar merasa terpenuhi dengan keberadaan
sekolah sebagai tempat pendidikan yang tepat juga tidak bertentangan dengan
stadart nasional.
Dalam Standar Nasional Pendidikan
(SNP) Pasal 1 ayat (15) dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).10
KTSP merupakan revisi dan
pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004). KTSP lahir
karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam
hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan
kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang
dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan
kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus,
dan beberapa komponen kurikulum lainnya.
Melihat pada pentingnya peranan sekolah,
guru, dan komite sekolah sendiri dalam keberhasilan pendidikannya maka
sangatlah penting untuk menerapkan suatu manajemen terhadapan penerapan
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Implementasi kurikulum merupakan penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik
peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Agar penerapan kurikulum berhasil
dan meningkatkan mutu pendidikan maka harus adanya suatu perencanaan, yang
baik, pelibatan sumber daya yang ada dalam pelaksanaan, dan koordinir kepala
sekolah, serta pengawasan dari komite sekolah
juga sangat diperlukan agar tercapai setiap perencanaan yang sudah
ditetapkan dalam setiap tahun ajaran yang berjalan. Dengan kata lain bahwa
perlu suatu manajemen untuk Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
disekolah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
- Manajemen adalah suatu proses mulai dari merencanakan, mengendalikan sesuatu dengan menggunakan sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
- Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karateristik dan kemampuan masing-masing.
- Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru.
4.2 REKOMENDASI
- Diperlukan suatu manajemen untuk Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disekolah agar setiap perencanaan dalam setiap kurikulaum tercapai dan meningkatkan mutu pendidikan.
- Dalam mengelola implementasi kurikulum aspek kemampuan atau kompetensi guru perlu mendapat perhatian yang serius.
- Seorang guru secara professional merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.